Pengumuman temuan Gerbang Pluto (Plutonium dalam bahasa Latin) dalam sebuah konferensi arkeologi di Turki bulan lalu, baru saja dilaporkan oleh Discovery News. Francesco D'Andria, profesor arkeologi klasik di Universitas Salento di Lecce, Italia, menggali Situs Warisan Dunia Romawi-Yunani Hierapolis selama bertahun-tahun, memimpin tim penelitian ini. D’Andria mengatakan pada Discovery News bahwa ia menggunakan mitologi kuno untuk menjadi petunjuk menemukan gerbang legendaris itu ke neraka di dunia bawah. "Kami menemukan Plutonium dengan merekonstruksi rute menuju sumber mata air panas. Mata air Pamukkale' yang menghasilkan teras putih terkenal itu berasal dari gua ini." Penulis seperti Cicero dan geografer Yunani Strabo mencatat bahwa gerbang ini terletak di situs kuno di Turki, menurut Discovery, tapi tak ada yang berhasil menemukannya sampai sekarang. "Gerbang Pluto" sudah didokumentasikan oleh Ensiklopedia Situs Klasik Princeton yang masuk dalam gambaran Hierapolis. "Menempel pada kuil di tenggara adalah Plutoneion, sumber ketenaran kota tersebut. Strabo menggambarkannya sebagai sebuah lubang di perbukitan, yang di depannya tertutup oleh kabut tebal yang bisa berakibat fatal bagi siapapun yang masuk." Strabo (64 SM-24 SM) menulis, "Tempat ini penuh dengan asap kabut yang sangat tebal sampai orang tak bisa melihat tanah. Hewan yang melewatinya langsung mati. Saya melempar burung gereja dan mereka langsung menarik napas terakhir dan jatuh." Gerbang neraka ini masih sama berbahayanya sampai sekarang. Kata si profesor, "Kita bisa melihat gua mematikan itu saat penggalian. Beberapa burung langsung mati saat mencoba mendekat ke bukaannya yang panas, langsung terbunuh oleh asap karbon dioksida." Menurut Discovery News, asap ini berasal dari gua di bawah situs, termasuk kolom-kolom dengan pahatan untuk Pluto dan Kore, dewa-dewa bawah tanah. Ditemukan juga sisa reruntuhan kuil, kolam dan tangga yang ditaruh di atas gua. D'Andria kini tengah mengerjakan reka digital situs tersebut. Yang menariknya, bukaan ini bukanlah satu-satunya pintu gerbang pertama ke dunia bawah tanah. Di Gurun Karakum, menurut Daily Mail, terdapat lubang besar berapi yang sudah menyala selama 40 tahun. Pengunjung pun datang ke Derweze di Turkmenistan dan mencarinya di internet. Para ahli geologi yang tengah mengebor di area tersebut menemukan gua gas alami. Dengan harapan untuk menghilangkan gas, mereka membakar gua tersebut. Apinya terus menyala sehingga orang lokal menjulukinya "pintu neraka".
KENALILAH MASA DEPAN DUNIA KITA, SUPAYA TIDAK TERSESAT KE NERAKA ABADI TURUN-TEMURUN
ARMAGEDDON
TEMPAT
TURUNNYA ATAU WAFATNYA NABI ISA ATAU MUSNAHNYA ORANG TERAKHIR YANG PUNYA IMAN DI
BANTAI IBLIS DAN TENTARANYA, ATAU AWAL PERANG DUNIA KE 3 ATAU PERANG TERAKHIR
ATAU PERUNDINGAN DAMAI ABADI?.
TAPI .. APAPUN ITU, USAHAKAN
KETAHUI DAN INGAT JUGA PERCAYA KEPADA PENDAPAT YANG MENYATAKAN BAHWA:
"NABI ADAM ATAU NABI YUSUF ATAU NABI ISA
ATAU NABI MUHAMMAD BUKAN NABI TERAKHIR, BUKAN NABI AKHIR ZAMAN,
BUKAN HALIFATULLAH ( YAITU BUKAN MESIAS ATAU BUKAN MESSIAH ATAU BUKAN HALIFAH YANG DI
JANJIKAN OLEH ALLAH DALAM KITAB TAURAT, ZABUR, INJIL DAN AL-QUR'AN ), ITU BENAR DAN TIDAK KAFIR, JUGA TIDAK BERTENTANGAN
DENGAN ISI SUHUF NABI IBROHIM, SUHUF NABI MUSA, KITAB SUCI TAURAT, ZABUR, INJIL DAN
ALQUR'AN" PENJELASANNYA LIHAT DI:
http://nabisamsudin.blogspot.com
KETAHUI, PERCAYA DAN INGAT JUGA BAHWA:
PERBUATAN KAFIR YANG BERBAHAYA SELAIN
SYIRIK, ADALAH KAFIR YANG BISA MEMBUAT PELAKU DAN PENYURUHNYA TERKUCIL
DAN KALAH PERANG KARENA AKAN DI AZAB OLEH TUHAN SEPERTI MUSUH NABI LUTH
DI MASA LALU, YAITU KAFIR PELECEHAN SEX YANG AKIBAT BERCUMBU ATAU
BERSETUBUH ATAU MENIKAH YANG MENENTANG AYAT AL-QUR'AN DAN SUHUF MESIAS
NABI SAMSUDIN, MAKA BERANILAH PINTAR, IMAN DAN MENOLAK PELECEHAN SEX DAN
KAFIR LAINNYA WALAUPUN DI MASA LALU PERNAH KAMU KERJAKAN, SADARLAH DAN
INSYAFLAH.
Sabtu, 19 Oktober 2013
Asteroid Berkekuatan Setara Bom Nuklir Kemungkinan Hantam Bumi pada 2032
12 jam yang lalu Oleh: Scott Sutherland
Gambar ilustrasi di bawah menunjukkan sebuah asteroid memasuki atmosfer Bumi. Foto: Reuters
Sejumlah astronom menemukan asteroid baru pekan ini. Mereka mengatakan asteroid itu berpotensi menghantam Bumi pada 26 Agustus 2032.
Asteroid 2013 TV35 ditemukan pada Sabtu, 12 Oktober 2013, oleh Gennady Borisov, dari Obervatorium Astrofisika Krimea (Crimean Astrophysical Observatory) di Ukraina. Saat itu dia sedang mengamati rasi bintang Camelopardalis untuk melihat komet.
Para astronom kemudian melacak pergerakan asteroid dengan lebar 400 meter itu selama beberapa hari. Mereka juga melihat catatan sejarah untuk mencari tahu apakah asteroid itu sudah pernah terlihat sebelumnya. Para astronom akhirnya dapat mengetahui orbit asteroid tersebut, yang berada di sekitar matahari. Benda luar angkasa itu merupakan sebuah asteroid Apollo dengan periode rotasi empat tahunan. Selama itu asteroid itu menjauh sampai keluar orbit Mars, lalu kembali menerobos orbit Bumi. Karena Asteroid 2013 TV35 kemungkinan akan menerobos orbit Bumi, beberapa pihak menjadi waspada dan memunculkan sejumlah kekhawatiran. Asteroid itu berada 7,5 juta kilometer dari Bumi, sehingga dikategorikan sebagai “Asteroid Berpotensi Berbahaya.”
Asteroid ini berpotensi menghantam Bumi pada 26 Agustus 2032, dan juga mendapat rating satu dari 10 rating dalam daftar Torino Impact Hazard Scale (skala dampak tumbukan benda langit). Untuk saat ini, hal itu hanya berupa perkiraan karena asteroid ini merupakan sebuah temuan baru. Tidak ada tingkatan bahaya yang luar biasa dan pengamatan lebih lanjut kemungkinan akan menurunkan ratingnya menjadi nol (yang berarti tidak memiliki risiko tumbukan).
Saat ini, rasio kemungkinan asteroid menghantam bumi adalah 1 berbanding 63.000, sehingga kecil kemungkinan 2013 TV35 akan menghantam planet tempat kita tinggal. Namun, karena pengamatan hanya dilakukan selama tujuh hari, kemungkinan kesalahan penghitungan cukup besar, dan potensi hantaman asteroid pada 26 Agustus 2032 bisa jadi keliru.
Informasi mengenai orbit asteroid akan diketahui lebih pasti seiring dengan dilakukannya pengamatan yang lebih mendalam, dan nantinya kita akan mengetahui apakah asteroid ini benar-benar berbahaya bagi manusia di Bumi. Yang menjadi kekhawatiran terbesar terkait 2013 TV35 adalah fakta bahwa asteroid ini memiliki lebar 400 meter. Jika asteroid sebesar dan secepat 2013 TV35 menghantam Bumi, tumbukannya setara dengan bom nuklir berkekuatan 2.500 megaton. Sebagai referensi, bom nuklir terbesar yang pernah diledakkan, Tsar Bomba, hanya berkekuatan 50 megaton.
Label: alam sekitar
posted by HALIFATULLAH at 01.01
0 comments
Pengumuman temuan Gerbang Pluto (Plutonium dalam bahasa Latin) dalam sebuah konferensi arkeologi di Turki bulan lalu, baru saja dilaporkan oleh Discovery News. Francesco D'Andria, profesor arkeologi klasik di Universitas Salento di Lecce, Italia, menggali Situs Warisan Dunia Romawi-Yunani Hierapolis selama bertahun-tahun, memimpin tim penelitian ini. D’Andria mengatakan pada Discovery News bahwa ia menggunakan mitologi kuno untuk menjadi petunjuk menemukan gerbang legendaris itu ke neraka di dunia bawah. "Kami menemukan Plutonium dengan merekonstruksi rute menuju sumber mata air panas. Mata air Pamukkale' yang menghasilkan teras putih terkenal itu berasal dari gua ini." Penulis seperti Cicero dan geografer Yunani Strabo mencatat bahwa gerbang ini terletak di situs kuno di Turki, menurut Discovery, tapi tak ada yang berhasil menemukannya sampai sekarang. "Gerbang Pluto" sudah didokumentasikan oleh Ensiklopedia Situs Klasik Princeton yang masuk dalam gambaran Hierapolis. "Menempel pada kuil di tenggara adalah Plutoneion, sumber ketenaran kota tersebut. Strabo menggambarkannya sebagai sebuah lubang di perbukitan, yang di depannya tertutup oleh kabut tebal yang bisa berakibat fatal bagi siapapun yang masuk." Strabo (64 SM-24 SM) menulis, "Tempat ini penuh dengan asap kabut yang sangat tebal sampai orang tak bisa melihat tanah. Hewan yang melewatinya langsung mati. Saya melempar burung gereja dan mereka langsung menarik napas terakhir dan jatuh." Gerbang neraka ini masih sama berbahayanya sampai sekarang. Kata si profesor, "Kita bisa melihat gua mematikan itu saat penggalian. Beberapa burung langsung mati saat mencoba mendekat ke bukaannya yang panas, langsung terbunuh oleh asap karbon dioksida." Menurut Discovery News, asap ini berasal dari gua di bawah situs, termasuk kolom-kolom dengan pahatan untuk Pluto dan Kore, dewa-dewa bawah tanah. Ditemukan juga sisa reruntuhan kuil, kolam dan tangga yang ditaruh di atas gua. D'Andria kini tengah mengerjakan reka digital situs tersebut. Yang menariknya, bukaan ini bukanlah satu-satunya pintu gerbang pertama ke dunia bawah tanah. Di Gurun Karakum, menurut Daily Mail, terdapat lubang besar berapi yang sudah menyala selama 40 tahun. Pengunjung pun datang ke Derweze di Turkmenistan dan mencarinya di internet. Para ahli geologi yang tengah mengebor di area tersebut menemukan gua gas alami. Dengan harapan untuk menghilangkan gas, mereka membakar gua tersebut. Apinya terus menyala sehingga orang lokal menjulukinya "pintu neraka".
Label: alam sekitar
posted by HALIFATULLAH at 05.00
0 comments
Label: alam sekitar
posted by HALIFATULLAH at 21.27
0 comments
Asteroid 2012 DA14 akan melintas dengan jarak hanya 27 ribu kilometer dari Bumi pada Jumat, 15 Februari. Jalurnya akan 8000 kilometer lebih dekat dari satelit cuaca, komunikasi dan navigasi GPS yang mengorbit Bumi, tetapi tidak menimbulkan dampak ancaman, ujar ilmuwan NASA meyakinkan.
Sejak ditemukan tahun lalu, asteroid 2012 DA14 “mungkin akan berada pada jalur tabrakan dengan Bumi," menurut para pejabat NASA dalam sebuah pernyataan.
Namun pertemuan batu ruang angkasa tersebut akan menjadi yang terdekat yang pernah melewati Bumi dari semua asteroid yang seukuran. Ilmuwan NASA dan astronom di seluruh dunia bersiap-siap memanfaatkan kejadian tersebut untuk melihat dari dekat bagaimana asteroid bekerja.
Satu studi pada khususnya berusaha menjabarkan bagaimana asteroid berputar pada porosnya.
"Mengetahui arah rotasi asteroid sangat penting untuk secara akurat memprediksi jalurnya masa depan, dan dengan demikian menentukan seberapa dekat asteroid tersebut dengan bumi dalam tahun-tahun mendatang," ujar pemimpin studi Michael Busch dari National Radio Astronomy Observatory (NRAO) dalam sebuah pernyataan.
Busch dan rekan-rekannya akan menggunakan dua teleskop radio besar di New Mexico, Very Large Array dan Very Long Baseline Array, bersama dengan radar antena Goldstone NASA di California.
Teleskop tersebut mencari apa yang disebut "Speckles" dalam sinyal radio yang dipantulkan oleh permukaan yang tidak rata dari asteroid, dan kemudian membandingkannya dengan observatorium yang mendeteksi Speckles untuk pertama kalinya untuk menentukan arah rotasi.
Mengetahui arah rotasi asteroid adalah kunci untuk memahami bagaimana batu angkasa memancarkan panas dari sinar matahari yang diserap dari waktu ke waktu. Pada gilirannya, para astronom dapat memproyeksikan perubahan orbit asteroid pada jangka waktu yang panjang karena mengelilingi matahari.
Asteroid, seperti Bumi, memiliki bagian terpanas dari hari mereka, yang kemudian akan berkembang menjadi titik panas yang dapat diamati dengan cahaya inframerah. Kemudian, asteroid memancarkan radiasi yang diserap kembali ke ruang angkasa, yang dapat berfungsi sebagai pendorong seperti mesin jet yang lembut tapi kuat, ujar para peneliti.
Fenomena tersebut dinamakan "efek Yarkovsky" setelah abad ke-19 insinyur IO Rusia Yarkovsky, yang pertama kali mengidentifikasinya.
"Ketika asteroid melewati Bumi atau benda besar lainnya, orbitnya bisa diubah dengan cepat oleh efek gravitasi benda yang yang lebih besar, tetapi efek Yarkovsky, meskipun kecil, selalu bekerja sepanjang waktu," kata Busch.
Asteroid 2012 DA14 ditemukan pada 2012 oleh astronom dengan La Sagra Sky Survey di Astronomical Observatory of Mallorca di Spanyol. Asteroid akan berada dalam posisi paling dekat ke Bumi pada 02.24 EST (19.24 GMT) Jumat, saat itu asteroid 2012 DA14 bisa terlihat dalam teleskop dan teropong untuk pengamat di Asia, Australia dan Eropa, yang menurut waktu setempat akan berada pada malam hari.
Label: alam sekitar
posted by HALIFATULLAH at 21.25
0 comments
Rusia tidak berhasil menemukan jawaban. Namun para ahli di AS dan Eropa mungkin dapat membantu dengan beberapa ide yang sekilas tampak diambil langsung dari fiksi ilmiah.
Ide itu, antara lain, menabrakkan pesawat ruang angkasa ke asteroid, menggunakan sinar matahari untuk membakarnya, atau menyerang asteroid dengan bom nuklir.
Hal itu harus bisa dengan cepat dipersiapkan karena banyak warga Rusia yang khawatir, meskipun para ilmuwan mengatakan ledakan meteor di Rusia tengah pada Jumat adalah peristiwa sekali dalam seumur hidup.
"Kita harus menciptakan sebuah sistem deteksi benda-benda yang mengancam Bumi dan menetralisir mereka," ujar Dmitry Rogozin, seorang wakil perdana menteri pertama yang bertanggungjawab atas industri pertahanan, di Twitter.
Dmitry Rogozin mengatakan, baik AS maupun Rusia tidak bisa menembak jatuh meteor tersebut. Bahkan Presiden Vladimir Putin mengangkat tangan, dan mengatakan tidak ada negara yang mampu melindungi Bumi dari peristiwa tersebut.
Tapi ada harapan bagi Rusia yang sedang mencari solusi. Pekan lalu asteroid berukuran setengah lapangan sepak bola nyaris menghantam Bumi, juga di hari yang sama dengan ledakan meteor yang telah meningkatkan kesadaran akan bahaya yang mungkin akan dihadapi Bumi.
Pada sebuah konferensi di Wina pada Senin, para ilmuwan mengatakan sudah waktunya manusia berbuat lebih banyak untuk mengawasi benda-benda yang meluncur ke Bumi dan melawan ancaman mereka.
Sinar laser dan traktor gravitasi
Konsorsium NEO Shield, yang didanai Uni Eropa, bertujuan menyelidiki cara terbaik untuk menangani objek yang meluncur ke Bumi.
Ide mereka termasuk menciptakan "penabrak kinetik" dengan menabrakkan pesawat ruang angkasa besar ke asteroid untuk mengubah jalurnya. Ide yang lain adalah membuat "traktor gravitasi" dengan memarkir pesawat ruang angkasa besar di dekat obyek dan menggunakan pendorong untuk menjauhkannya dengan menggunakan gaya gravitasi lemah sebagai tali penarik kosmik.
Meledakkan bom nuklir di atau dekat asteroid akan menjadi pilihan terakhir, ujarnya.
Sebuah "tim aksi" PBB yang berurusan dengan objek di dekat Bumi (NEOs) mengusulkan untuk membuat International Asteroid Warning Network, ditambah dengan kelompok konsultasi mengenai pemasangan misi luar angkasa untuk menangani ancaman dan perencanaan untuk dampak bencana.
Timothy Spahr, direktur Minor Planet Center (MPC) di Smithsonian Astrophysical Observatory yang mengumpulkan data asteroid, menyerukan "kapasitas pencarian langit dengan cepat" menggunakan survei luar angkasa berbasis inframerah untuk mendeteksi benda jatuh dengan jauh lebih cepat daripada sekarang.
Lembaga antariksa AS dan Eropa, NASA dan ESA, memperingatkan bahwa manusia juga harus mempersiapkan diri dampak yang tidak dapat dihindari — seperti memiliki prosedur evakuasi besar-besaran.
Detlef Koschny, yang bertanggung jawab untuk aktivitas objek dekat-Bumi pada program Space Situational Awareness dari ESA, secara terpisah mengatakan bahwa sekarang sudah memungkinkan untuk menentukan zona tabrakan dengan pemberitahuan hanya beberapa jam.
Dia mencontohkan sebuah benda yang menghantam gurun Sudan pada 2008. Itu terlihat hanya 20 jam sebelum menabrak bumi dan perkiraan awal zona tabrakan dari 2.000 km dipersempit ke daerah padang pasir hanya dalam beberapa jam.
"Dalam kasus serupa di masa mendatang, otoritas sipil akan dapat memberitahu penduduk di daerah yang lebih spesifik untuk menjauh dari jendela, kaca atau struktur lainnya dan tinggal di dalam rumah," ujarnya dalam komentar lewat email kepada Reuters.
Ahli ESA di Darmstadt, Jerman, berencana membuat sistem pemantau langit malam menggunakan teleskop otomatis yang mampu mendeteksi benda sebelum mereka memasuki atmosfer, ujarnya menambahkan.
"Tidak jauh beda dengan Star Trek"
Di California, para ilmuwan mengerjakan sebuah sistem untuk memanfaatkan kekuatan matahari dan mengubahnya menjadi sinar laser yang dapat menghancurkan, menguapkan, atau mengubah arah asteroid.
"Sistem ini tidak jauh dari beberapa ide dari Star Trek," ujar Gary B. Hughes, seorang peneliti dan profesor dari California Polytechnic State University, San Luis Obispo.
"Semua komponen sistem ini banyak tersedia. Mungkin hanya skalanya yang tidak cukup seperti yang kita perlukan. Tetapi semua elemen dasarnya sudah ada dan siap digunakan."
Sebuah tim astronom di University of Hawaii juga mengembangkan sistem dengan teleskop kecil yang disebut ATLAS yang akan mengidentifikasi asteroid berbahaya sebelum mereka memasuki Bumi.
Tim tersebut memprediksi sistem mereka akan menawarkan peringatan selama satu pekan untuk asteroid berdiameter 50-yard (45 meter) yang dikenal sebagai "pembunuh kota" dan tiga minggu untuk asteroid berdiameter 150-yard (137 meter) yang disebut "pembunuh negara."
"Cukup waktu untuk mengevakuasi sebuah daerah, mengambil langkah-langkah untuk melindungi bangunan dan infrastruktur lainnya, dan waspada terhadap bahaya tsunami yang dihasilkan oleh dampak dari laut," ujar astronom John Tonry.
Ahli Rusia mengatakan, membangun sistem peringatan dini tidak akan sebanding dengan uang yang digunakan karena peristiwa seperti itu sangat langka — serangan meteor yang terakhir diketahui dalam skala seperti yang ada di Rusia, dilaporkan terjadi pada 1908.
Seorang pakar Rusia memperkirakan biaya sistem seperti itu sekitar $2 miliar (sekitar Rp19,2 triliun). Yang lainnya memperkirakan biaya lebih tinggi.
"Menemukan meteor adalah satu hal, tetapi mencegah dampaknya adalah hal lain," ujar Igor Marinin, editor sebuah jurnal yang diterbitkan oleh ruang badan antariksa Rusia, Roscosmos, pada Reuters.
Mengacu pada jumlah korban cedera hampir 1.200 orang setelah ledakan meteor pada Jumat, sebagian besar dari mereka terluka oleh pecahan kaca, ia berkata: "Dibandingkan dengan jumlah korban kecelakaan mobil atau kanker setiap tahunnya, jumlah ini relatif memiliki dampak yang tidak terlalu besar."
Di Rusia, sebagian orang hanya percaya pada nasib.
Konstantin Tsybko, seorang legislator dari kota Chelyabinsk di wilayah pegunungan Ural, mengatakan pada Senin: "Warga Chelyabinsk bisa merasa aman karena hal ini tidak akan terjadi hingga beberapa ratus tahun ke depan."
"Ini adalah kota pertama dalam sejarah peradaban kita yang mendapat serangan ruang angkasa, kita sukses bertahan hidup dari serangan ini," ujarnya.
Label: alam sekitar
posted by HALIFATULLAH at 21.23
0 comments
Pembahasan rinci mengenai ledakan meteor Rusia dan pertemuan bumi dengan asteroid 2012 DA14 menjadi topik panas pada 15 Februari dalam agenda Action Team-14 dalam acara pertemuan ke-50 Scientific and Technical Subcommittee of the United Nations Committee on the Peaceful Uses of Outer Space, yang digelar selama 11-22 Februari di Wina.
Projek tahunan Action Team-14 (AT-14) itu berfokus pada meningkatkan respons internasional terhadap ancaman tabrakan asteroid dan objek dekat bumi lainnya (near-Earth objects: NEO).
Ancaman masa depan asteroid
“Kejadian di Rusia ini dan jatuhnya asteroid besar 2012 DA14 ini merupakan pengingat yang baik bahwa ribuan benda seperti itu melintasi bumi dalam jarak yang dekat setiap hari,” ujar Ray Williamson, penasihat senior Secure World Foundation dan peserta dalam pertemuan Wina.
Secure World Foundation adalah yayasan operasi swasta yang didedikasikan untuk keamanan dan penggunaan berkelanjutan antariksa untuk keuntungan bumi dan seluruh manusia.
Wiliamson berkata bahwa beberapa objek akan semakin besar dan bisa menyebabkan kerusakan besar jika benda-benda tersebut menghantam bumi. Lebih jauh lagi, sangatlah penting untuk melanjutkan upaya mengenali dan melacak asteroid untuk menghindari tabrakan dengan asteroid besar sebelum benda tersebut mengakibatkan kerusakan serius terhadap manusia.
“Upaya masih terus dilakukan oleh pihak PBB dalam meningkatkan respons internasional terhadap ancaman asteroid di masa depan. Mengingat ketidakpastian tentang di mana kemungkinan asteroid seperti itu menghantam bumi dan seberapa besar kerusakan yang dapat diakibatkan oleh benda-benda tersebut, respons internasional akan menjadi hal yang sangat penting,” ujar Williamson kepada SPACE.com.
Turut ambil bagian dalam grup kerja NEO PBB adalah ilmuwan ruang angkasa, Detlef Koschny dari Badan Ruang Angkasa Eropa, European Space Research and Technology Center (ESTEC) di Noodwijk, Belanda.
“Sehari sebelum kami menganggap bahwa inilah waktu yang tepat bahwa 2012 DA14 terbang pada malam hari.. dan kita dikejutkan pada pagi harinya saat mengetahui mengenai peristiwa di Rusia,” kata Koschny pada SPACE.com “Sungguh sebuah kebetulan. Apakah ini sebuah tembakan peringatan kosmik? Ini membuat Anda bertanya-tanya.”
Peringatan yang tepat waktu
Action Team-14 PBB telah berunding selama bertahun-tahun mengenai susunan dan fokus dari Information, Analysis and Warning Network (IAWN), yang dirancang untuk mengumpulkan dan menganalisis data NEO dan memberikan peringatan secara tepat waktu kepada otoritas nasional mengenai objek dekat bumi yang mungkin berbahaya.
Laporan dan penemuan tersebut dipimpin oleh Sergio Camacho yang mengetuai Action Team di NEO — sebuah grup yang didirikan pada 2001.
Namun menyatukan strategi pertahanan planet bukanlah hal yang mudah. Tidaklah mudah melacak objek yang berpotensi berbahaya, memprediksi lokasi jatuhnya benda-benda tersebut, dan memberikan peringatan mengenai tabrakan ke bumi di masa mendatang.
Lebih lanjut, strategi seperti itu juga melibatkan misi untuk membelokkan asteroid yang akan menabrak dengan mengubah orbitnya, serta manajemen persiapan bencana, dan, dalam peristiwa seperti hantaman NEO, membentuk mitigasi dan rencana pemulihan untuk menanggulangi dampaknya.
Kebutuhan untuk dibentuknya sebuah IAWN telah diidentifikasi dalam laporan pada September 2008: "Asteroid Threats: A Call for a Global Response," sebuah dokumen yang disiapkan oleh sebuah panel ahli yang dirancang oleh Association of Space Explorers (ASE) untuk membantu pekerjaan AT-14.
Label: alam sekitar
posted by HALIFATULLAH at 20.51
0 comments
Label: alam sekitar
posted by HALIFATULLAH at 20.50
0 comments
Posting Komentar