KENALILAH MASA DEPAN DUNIA KITA, SUPAYA TIDAK TERSESAT KE NERAKA ABADI TURUN-TEMURUN
ARMAGEDDON
TEMPAT
TURUNNYA ATAU WAFATNYA NABI ISA ATAU MUSNAHNYA ORANG TERAKHIR YANG PUNYA IMAN DI
BANTAI IBLIS DAN TENTARANYA, ATAU AWAL PERANG DUNIA KE 3 ATAU PERANG TERAKHIR
ATAU PERUNDINGAN DAMAI ABADI?.
TAPI .. APAPUN ITU, USAHAKAN
KETAHUI DAN INGAT JUGA PERCAYA KEPADA PENDAPAT YANG MENYATAKAN BAHWA:
"NABI ADAM ATAU NABI YUSUF ATAU NABI ISA
ATAU NABI MUHAMMAD BUKAN NABI TERAKHIR, BUKAN NABI AKHIR ZAMAN,
BUKAN HALIFATULLAH ( YAITU BUKAN MESIAS ATAU BUKAN MESSIAH ATAU BUKAN HALIFAH YANG DI
JANJIKAN OLEH ALLAH DALAM KITAB TAURAT, ZABUR, INJIL DAN AL-QUR'AN ), ITU BENAR DAN TIDAK KAFIR, JUGA TIDAK BERTENTANGAN
DENGAN ISI SUHUF NABI IBROHIM, SUHUF NABI MUSA, KITAB SUCI TAURAT, ZABUR, INJIL DAN
ALQUR'AN" PENJELASANNYA LIHAT DI:
http://nabisamsudin.blogspot.com
KETAHUI, PERCAYA DAN INGAT JUGA BAHWA:
PERBUATAN KAFIR YANG BERBAHAYA SELAIN
SYIRIK, ADALAH KAFIR YANG BISA MEMBUAT PELAKU DAN PENYURUHNYA TERKUCIL
DAN KALAH PERANG KARENA AKAN DI AZAB OLEH TUHAN SEPERTI MUSUH NABI LUTH
DI MASA LALU, YAITU KAFIR PELECEHAN SEX YANG AKIBAT BERCUMBU ATAU
BERSETUBUH ATAU MENIKAH YANG MENENTANG AYAT AL-QUR'AN DAN SUHUF MESIAS
NABI SAMSUDIN, MAKA BERANILAH PINTAR, IMAN DAN MENOLAK PELECEHAN SEX DAN
KAFIR LAINNYA WALAUPUN DI MASA LALU PERNAH KAMU KERJAKAN, SADARLAH DAN
INSYAFLAH.
Kamis, 21 Maret 2013
Meteor Rusia Gugah Warga AS Beri Sumbangan
Washington (ANTARA/RIA Novosti-OANA) - Meteor yang
jatuh di Rusia pada Jumat (15/2) memancing ketertarikan dan sumbangan
dana dari rakyat Amerika Serikat atau menjadi pertanda kepedulian
internasional mengenai bahaya benda angkasa yang menabrak bumi.
"Pada akhir pekan kami mendapati aktivitas internet dengan seribu
kali lebih sibuk daripada hari biasa atau dengan kata lain ribuan dolar
AS telah masuk ke kas kami dari seluruh dunia," kata Diane Murphy, juru
bicara Yayasan B612 sebagai perusahaan nonprofit untuk pengamatan
asteroid.
Yayasan tersebut sangat bergantung pada donasi untuk membangun teleskop infra merah antariksa pelacak benda luar angkasa.
Sepekan sebelum jatuhnya meteor di timur Rusia, Murphy mengatakan
perhatian dunia sedang tertuju pada asteroid 2012 DA14 berukuran 46
meter.
Benda angkasa yang berjarak 27.681 kilometer dari bumi itu ditemukan oleh astronom amatir.
"Namun tidak seorang pun bisa memperkirakan meteorit mencapai tanah Rusia," kata Murphy.
"Saya berpikir peristiwa itu mengejutkan masyarakat dan membuat
mereka sadar bahwa benda angkasa bisa jatuh ke bumi kapan saja. Anda
tidak akan tahu tiba-tiba rumah tetangga anda kejatuhan meteor,"
katanya.
B612 dan Badan Antariksa AS (NASA) meluncurkan teleskop infra merah
ke orbit Planet Venus yang dapat menentukan lokasi asteroid yang tidak
teridentifikasi.
Teleskop itu mampu mendeteksi benda angkasa untuk 20-50 tahun sebelum
terjadinya tabrakan benda angkasa yang menghantam bumi.
"Terdapat banyak, banyak dan banyak lagi objek di luar angkasa yang
harus ditemukan," Rusty Schweickart, mantan astronot Apollo 9 dan salah
satu pendiri B612.
Teleskop buatan Yayasan B612 telah dirancang dan sedang menjalani serangkaian uji coba.
Proyek tersebut memakan biaya sebesar 450 juta dolar AS dan akan selesai pada 2017.
"Meteor Chelyabinsk telah membuat takut banyak orang dan ratusan
warga terluka. Beruntung kerusakan tidak tergolong parah jika melihat
potensi daya rusak dari ukuran meteorit itu," kata John Tonry, peneliti
Badan Deteksi Dini Asteroid Angkasa (ATLAS).
ATLAS merupakan salah satu badan bentukan Universitas Hawaii untuk
mengembangkan sejumlah teleskop pelacak benda angkasa di dekat bumi.
Badan tersebut bukan dibentuk untuk membelokkan arah asteroid karena
ATLAS yang didanai NASA senilai lima juta dolar AS itu bertugas untuk
melakukan deteksi dini dan peringatan akan benturan benda angkasa menuju
bumi.
Para astronom berharap ATLAS akan beroperasi secara penuh pada akhir tahun 2015.
"Benda asing dapat membunuh ribuan penduduk bumi dan menghancurkan
kota," kata Tonry dalam satu pernyataan di situs resmi ATLAS.
Bersama ATLAS, sistem dapat memberikan peringatan dini sepekan
sebelum tabrakan untuk objek angkasa berukuran kecil dan tiga minggu
untuk objek lebih besar, katanya.
Label: alam sekitar
posted by HALIFATULLAH at 21.27
0 Comments:
Asteroid Sebesar 45 Meter Akan Mendekati Bumi
Sebuah
asteroid berukuran setengah lapangan sepak bola akan mendekati Bumi
pada hari Jumat, dan pada saat mendekat, jaraknya akan lebih dekat dari
satelit cuaca. Tapi sama sekali tidak ada kemungkinan batu luar angkasa
tersebut akan menghantam planet ini, kata NASA.
Asteroid 2012
DA14 akan melintas dengan jarak hanya 27 ribu kilometer dari Bumi pada
Jumat, 15 Februari. Jalurnya akan 8000 kilometer lebih dekat dari
satelit cuaca, komunikasi dan navigasi GPS yang mengorbit Bumi, tetapi
tidak menimbulkan dampak ancaman, ujar ilmuwan NASA meyakinkan.
Sejak
ditemukan tahun lalu, asteroid 2012 DA14 “mungkin akan berada pada
jalur tabrakan dengan Bumi," menurut para pejabat NASA dalam sebuah
pernyataan.
Namun pertemuan batu ruang angkasa tersebut akan
menjadi yang terdekat yang pernah melewati Bumi dari semua asteroid yang
seukuran. Ilmuwan NASA dan astronom di seluruh dunia bersiap-siap
memanfaatkan kejadian tersebut untuk melihat dari dekat bagaimana
asteroid bekerja.
Satu studi pada khususnya berusaha menjabarkan bagaimana asteroid berputar pada porosnya.
"Mengetahui
arah rotasi asteroid sangat penting untuk secara akurat memprediksi
jalurnya masa depan, dan dengan demikian menentukan seberapa dekat
asteroid tersebut dengan bumi dalam tahun-tahun mendatang," ujar
pemimpin studi Michael Busch dari National Radio Astronomy Observatory
(NRAO) dalam sebuah pernyataan.
Busch dan rekan-rekannya akan
menggunakan dua teleskop radio besar di New Mexico, Very Large Array dan
Very Long Baseline Array, bersama dengan radar antena Goldstone NASA di
California.
Teleskop tersebut mencari apa yang disebut
"Speckles" dalam sinyal radio yang dipantulkan oleh permukaan yang tidak
rata dari asteroid, dan kemudian membandingkannya dengan observatorium
yang mendeteksi Speckles untuk pertama kalinya untuk menentukan arah
rotasi.
Mengetahui arah rotasi asteroid adalah kunci untuk
memahami bagaimana batu angkasa memancarkan panas dari sinar matahari
yang diserap dari waktu ke waktu. Pada gilirannya, para astronom dapat
memproyeksikan perubahan orbit asteroid pada jangka waktu yang panjang
karena mengelilingi matahari.
Asteroid, seperti Bumi, memiliki
bagian terpanas dari hari mereka, yang kemudian akan berkembang menjadi
titik panas yang dapat diamati dengan cahaya inframerah. Kemudian,
asteroid memancarkan radiasi yang diserap kembali ke ruang angkasa, yang
dapat berfungsi sebagai pendorong seperti mesin jet yang lembut tapi
kuat, ujar para peneliti.
Fenomena tersebut dinamakan "efek
Yarkovsky" setelah abad ke-19 insinyur IO Rusia Yarkovsky, yang pertama
kali mengidentifikasinya.
"Ketika asteroid melewati Bumi atau
benda besar lainnya, orbitnya bisa diubah dengan cepat oleh efek
gravitasi benda yang yang lebih besar, tetapi efek Yarkovsky, meskipun
kecil, selalu bekerja sepanjang waktu," kata Busch.
Asteroid 2012
DA14 ditemukan pada 2012 oleh astronom dengan La Sagra Sky Survey di
Astronomical Observatory of Mallorca di Spanyol. Asteroid akan berada
dalam posisi paling dekat ke Bumi pada 02.24 EST (19.24 GMT) Jumat, saat
itu asteroid 2012 DA14 bisa terlihat dalam teleskop dan teropong untuk
pengamat di Asia, Australia dan Eropa, yang menurut waktu setempat akan
berada pada malam hari.
Label: alam sekitar
posted by HALIFATULLAH at 21.25
0 Comments:
Rusia: Bagaimana Mencegah Bumi Dihantam Benda Luar Angkasa?
Bagaimana caranya mencegah Bumi dihantam meteorit dan asteroid?
Rusia
tidak berhasil menemukan jawaban. Namun para ahli di AS dan Eropa
mungkin dapat membantu dengan beberapa ide yang sekilas tampak diambil
langsung dari fiksi ilmiah.
Ide itu, antara lain, menabrakkan
pesawat ruang angkasa ke asteroid, menggunakan sinar matahari untuk
membakarnya, atau menyerang asteroid dengan bom nuklir.
Hal itu
harus bisa dengan cepat dipersiapkan karena banyak warga Rusia yang
khawatir, meskipun para ilmuwan mengatakan ledakan meteor di Rusia
tengah pada Jumat adalah peristiwa sekali dalam seumur hidup.
"Kita
harus menciptakan sebuah sistem deteksi benda-benda yang mengancam Bumi
dan menetralisir mereka," ujar Dmitry Rogozin, seorang wakil perdana
menteri pertama yang bertanggungjawab atas industri pertahanan, di
Twitter.
Dmitry Rogozin mengatakan, baik AS maupun Rusia tidak
bisa menembak jatuh meteor tersebut. Bahkan Presiden Vladimir Putin
mengangkat tangan, dan mengatakan tidak ada negara yang mampu melindungi
Bumi dari peristiwa tersebut.
Tapi ada harapan bagi Rusia yang
sedang mencari solusi. Pekan lalu asteroid berukuran setengah lapangan
sepak bola nyaris menghantam Bumi, juga di hari yang sama dengan ledakan
meteor yang telah meningkatkan kesadaran akan bahaya yang mungkin akan
dihadapi Bumi.
Pada sebuah konferensi di Wina pada Senin, para
ilmuwan mengatakan sudah waktunya manusia berbuat lebih banyak untuk
mengawasi benda-benda yang meluncur ke Bumi dan melawan ancaman mereka.
Sinar laser dan traktor gravitasi
Konsorsium NEO Shield, yang didanai Uni Eropa, bertujuan menyelidiki cara terbaik untuk menangani objek yang meluncur ke Bumi.
Ide
mereka termasuk menciptakan "penabrak kinetik" dengan menabrakkan
pesawat ruang angkasa besar ke asteroid untuk mengubah jalurnya. Ide
yang lain adalah membuat "traktor gravitasi" dengan memarkir pesawat
ruang angkasa besar di dekat obyek dan menggunakan pendorong untuk
menjauhkannya dengan menggunakan gaya gravitasi lemah sebagai tali
penarik kosmik.
Meledakkan bom nuklir di atau dekat asteroid akan menjadi pilihan terakhir, ujarnya.
Sebuah
"tim aksi" PBB yang berurusan dengan objek di dekat Bumi (NEOs)
mengusulkan untuk membuat International Asteroid Warning Network,
ditambah dengan kelompok konsultasi mengenai pemasangan misi luar
angkasa untuk menangani ancaman dan perencanaan untuk dampak bencana.
Timothy
Spahr, direktur Minor Planet Center (MPC) di Smithsonian Astrophysical
Observatory yang mengumpulkan data asteroid, menyerukan "kapasitas
pencarian langit dengan cepat" menggunakan survei luar angkasa berbasis
inframerah untuk mendeteksi benda jatuh dengan jauh lebih cepat daripada
sekarang.
Lembaga antariksa AS dan Eropa, NASA dan ESA,
memperingatkan bahwa manusia juga harus mempersiapkan diri dampak yang
tidak dapat dihindari — seperti memiliki prosedur evakuasi
besar-besaran.
Detlef Koschny, yang bertanggung jawab untuk
aktivitas objek dekat-Bumi pada program Space Situational Awareness dari
ESA, secara terpisah mengatakan bahwa sekarang sudah memungkinkan untuk
menentukan zona tabrakan dengan pemberitahuan hanya beberapa jam.
Dia
mencontohkan sebuah benda yang menghantam gurun Sudan pada 2008. Itu
terlihat hanya 20 jam sebelum menabrak bumi dan perkiraan awal zona
tabrakan dari 2.000 km dipersempit ke daerah padang pasir hanya dalam
beberapa jam.
"Dalam kasus serupa di masa mendatang, otoritas
sipil akan dapat memberitahu penduduk di daerah yang lebih spesifik
untuk menjauh dari jendela, kaca atau struktur lainnya dan tinggal di
dalam rumah," ujarnya dalam komentar lewat email kepada Reuters.
Ahli
ESA di Darmstadt, Jerman, berencana membuat sistem pemantau langit
malam menggunakan teleskop otomatis yang mampu mendeteksi benda sebelum
mereka memasuki atmosfer, ujarnya menambahkan.
"Tidak jauh beda dengan Star Trek"
Di
California, para ilmuwan mengerjakan sebuah sistem untuk memanfaatkan
kekuatan matahari dan mengubahnya menjadi sinar laser yang dapat
menghancurkan, menguapkan, atau mengubah arah asteroid.
"Sistem
ini tidak jauh dari beberapa ide dari Star Trek," ujar Gary B. Hughes,
seorang peneliti dan profesor dari California Polytechnic State
University, San Luis Obispo.
"Semua komponen sistem ini banyak
tersedia. Mungkin hanya skalanya yang tidak cukup seperti yang kita
perlukan. Tetapi semua elemen dasarnya sudah ada dan siap digunakan."
Sebuah
tim astronom di University of Hawaii juga mengembangkan sistem dengan
teleskop kecil yang disebut ATLAS yang akan mengidentifikasi asteroid
berbahaya sebelum mereka memasuki Bumi.
Tim tersebut memprediksi
sistem mereka akan menawarkan peringatan selama satu pekan untuk
asteroid berdiameter 50-yard (45 meter) yang dikenal sebagai "pembunuh
kota" dan tiga minggu untuk asteroid berdiameter 150-yard (137 meter)
yang disebut "pembunuh negara."
"Cukup waktu untuk mengevakuasi
sebuah daerah, mengambil langkah-langkah untuk melindungi bangunan dan
infrastruktur lainnya, dan waspada terhadap bahaya tsunami yang
dihasilkan oleh dampak dari laut," ujar astronom John Tonry.
Ahli
Rusia mengatakan, membangun sistem peringatan dini tidak akan sebanding
dengan uang yang digunakan karena peristiwa seperti itu sangat langka —
serangan meteor yang terakhir diketahui dalam skala seperti yang ada di
Rusia, dilaporkan terjadi pada 1908.
Seorang pakar Rusia
memperkirakan biaya sistem seperti itu sekitar $2 miliar (sekitar Rp19,2
triliun). Yang lainnya memperkirakan biaya lebih tinggi.
"Menemukan
meteor adalah satu hal, tetapi mencegah dampaknya adalah hal lain,"
ujar Igor Marinin, editor sebuah jurnal yang diterbitkan oleh ruang
badan antariksa Rusia, Roscosmos, pada Reuters.
Mengacu pada
jumlah korban cedera hampir 1.200 orang setelah ledakan meteor pada
Jumat, sebagian besar dari mereka terluka oleh pecahan kaca, ia berkata:
"Dibandingkan dengan jumlah korban kecelakaan mobil atau kanker setiap
tahunnya, jumlah ini relatif memiliki dampak yang tidak terlalu besar."
Di Rusia, sebagian orang hanya percaya pada nasib.
Konstantin
Tsybko, seorang legislator dari kota Chelyabinsk di wilayah pegunungan
Ural, mengatakan pada Senin: "Warga Chelyabinsk bisa merasa aman karena
hal ini tidak akan terjadi hingga beberapa ratus tahun ke depan."
"Ini
adalah kota pertama dalam sejarah peradaban kita yang mendapat serangan
ruang angkasa, kita sukses bertahan hidup dari serangan ini," ujarnya.
Label: alam sekitar
posted by HALIFATULLAH at 21.23
0 Comments:
PBB Tinjau Ancaman Tabrakan Asteroid
Bola
api Rusia dan asteroid 2012 DA14 yang terbang melintasi dekat bumi pada
Jumat 15 Februari, jatuh ke bumi bersamaan dengan digelarnya diskusi
PBB mengenai respons internasional terhadap tabrakan objek yang berjarak
dekat.
Pembahasan rinci mengenai ledakan meteor Rusia dan
pertemuan bumi dengan asteroid 2012 DA14 menjadi topik panas pada 15
Februari dalam agenda Action Team-14 dalam acara pertemuan ke-50
Scientific and Technical Subcommittee of the United Nations Committee on
the Peaceful Uses of Outer Space, yang digelar selama 11-22 Februari di
Wina.
Projek tahunan Action Team-14 (AT-14) itu berfokus pada
meningkatkan respons internasional terhadap ancaman tabrakan asteroid
dan objek dekat bumi lainnya (near-Earth objects: NEO).
Ancaman masa depan asteroid
“Kejadian
di Rusia ini dan jatuhnya asteroid besar 2012 DA14 ini merupakan
pengingat yang baik bahwa ribuan benda seperti itu melintasi bumi dalam
jarak yang dekat setiap hari,” ujar Ray Williamson, penasihat senior
Secure World Foundation dan peserta dalam pertemuan Wina.
Secure
World Foundation adalah yayasan operasi swasta yang didedikasikan untuk
keamanan dan penggunaan berkelanjutan antariksa untuk keuntungan bumi
dan seluruh manusia.
Wiliamson berkata bahwa beberapa objek akan
semakin besar dan bisa menyebabkan kerusakan besar jika benda-benda
tersebut menghantam bumi. Lebih jauh lagi, sangatlah penting untuk
melanjutkan upaya mengenali dan melacak asteroid untuk menghindari
tabrakan dengan asteroid besar sebelum benda tersebut mengakibatkan
kerusakan serius terhadap manusia.
“Upaya masih terus dilakukan
oleh pihak PBB dalam meningkatkan respons internasional terhadap ancaman
asteroid di masa depan. Mengingat ketidakpastian tentang di mana
kemungkinan asteroid seperti itu menghantam bumi dan seberapa besar
kerusakan yang dapat diakibatkan oleh benda-benda tersebut, respons
internasional akan menjadi hal yang sangat penting,” ujar Williamson
kepada SPACE.com.
Turut ambil bagian dalam grup kerja NEO PBB
adalah ilmuwan ruang angkasa, Detlef Koschny dari Badan Ruang Angkasa
Eropa, European Space Research and Technology Center (ESTEC) di
Noodwijk, Belanda.
“Sehari sebelum kami menganggap bahwa inilah
waktu yang tepat bahwa 2012 DA14 terbang pada malam hari.. dan kita
dikejutkan pada pagi harinya saat mengetahui mengenai peristiwa di
Rusia,” kata Koschny pada SPACE.com “Sungguh sebuah kebetulan. Apakah
ini sebuah tembakan peringatan kosmik? Ini membuat Anda bertanya-tanya.”
Peringatan yang tepat waktu
Action
Team-14 PBB telah berunding selama bertahun-tahun mengenai susunan dan
fokus dari Information, Analysis and Warning Network (IAWN), yang
dirancang untuk mengumpulkan dan menganalisis data NEO dan memberikan
peringatan secara tepat waktu kepada otoritas nasional mengenai objek
dekat bumi yang mungkin berbahaya.
Laporan dan penemuan tersebut
dipimpin oleh Sergio Camacho yang mengetuai Action Team di NEO — sebuah
grup yang didirikan pada 2001.
Namun menyatukan strategi
pertahanan planet bukanlah hal yang mudah. Tidaklah mudah melacak objek
yang berpotensi berbahaya, memprediksi lokasi jatuhnya benda-benda
tersebut, dan memberikan peringatan mengenai tabrakan ke bumi di masa
mendatang.
Lebih lanjut, strategi seperti itu juga melibatkan
misi untuk membelokkan asteroid yang akan menabrak dengan mengubah
orbitnya, serta manajemen persiapan bencana, dan, dalam peristiwa
seperti hantaman NEO, membentuk mitigasi dan rencana pemulihan untuk
menanggulangi dampaknya.
Kebutuhan untuk dibentuknya sebuah IAWN
telah diidentifikasi dalam laporan pada September 2008: "Asteroid
Threats: A Call for a Global Response," sebuah dokumen yang disiapkan
oleh sebuah panel ahli yang dirancang oleh Association of Space
Explorers (ASE) untuk membantu pekerjaan AT-14.
Label: alam sekitar
posted by HALIFATULLAH at 20.51
0 Comments:
India akan Luncurkan Satelit dan Pemburu Asteroid Kanada
Roket pembawa PSLV
India akan lepas landas dari Pusat Antariksa Satish Dhawan pada Senin,
membawa pesawat ruang angkasa penjejak asteroid Kanada dan enam satelit
lain, kata laman Spaceflight.now.
Satelit mikro NEOSSat itu berbobot sekitar 160 kilogram, berukuran
dan berbentuk koper, dilengkapi dengan teleskop cukup peka untuk melacak
benda samar.
Dengan didanai bersama oleh Badan Antariksa Kanada dan Penelitian dan
Pengembangan Pertahanan Kanada, satu riset senjata militer Kanada,
NEOSSat akan mengumpulkan sampai 288 gambar per hari, dan pada akhirnya
meliputi seluruh langit.
"Kami percaya bahwa jika berhasil, proyek ini akan memberikan ilmu
besar," kata Guennadi Kroupnik, direktur komunikasi satelit dan proyek
ruang lingkungan di Badan Antariksa Kanada seperti dikutip portal
tersebut.
"Ini akan membantu untuk menemukan dan memantau asteroid serta komet
dalam tata surya bagian dalam, di mana terdapat banyak tantangan untuk
pengamatan dari bumi."
Peluncuran PSLV-C20 (Kendaraan Peluncur Satelit) dijadwalkan pada pukul 16.26 waktu Moskow 16:26.
Roket setinggi 44,4 meter (146 kaki) itu akan memiliki massa lepas landas 229,7 metrik ton.
Muatan utama roket adalah 407 kilogram (897 pon) satelit Saral Indo-Prancis, yang dimaksudkan untuk pengkajian kelautan.
Selain Saral dan NEOSSat, perangkat itu akan memasukkan ke dalam
orbit lima satelit lainnya: dua mikro-satelit UniBrite dan BRITE
Austria, satelit AAUSAT3 yang dibangun oleh mahasiswa di Denmark, Strand
- sebuah satelit kecil dari Inggris yang didukung oleh smartphone, dan
satelit mini dari Kanada, SAPPHIRE.(rr)
Label: alam sekitar
posted by HALIFATULLAH at 20.50
0 Comments:
Membelokkan Asteroid Bisa Menjadi Mimpi Buruk Geopolitik
Manusia
memiliki pengetahuan teknis untuk membelokkan asteroid menjauh dari
Bumi, tetapi apakah negara-negara bisa bergabung bersama untuk
menjauhkan asteroid dalam waktu bersamaan? Itu masalah lain.
Sebuah
asteroid akan menjadi masalah global yang menuntut respons kompleks dan
terkoordinasi, kata para ahli. Semua negara tidak hanya perlu
mengesampingkan perbedaan-perbedaan mereka, tetapi juga menempatkan
warga dalam kondisi berisiko demi kebaikan planet ini.
"Ada
banyak pertanyaan geopolitik yang benar-benar sangat sulit," kata Rusty
Schweickart, pendiri dan ketua B612 Foundation, sebuah organisasi
nirlaba yang didedikasikan untuk membantu melindungi Bumi dari serangan
asteroid.
"Kita akan segera menemukan teknologinya," tambah
Schweickart, pilot pesawat modul dari misi Apollo 9 NASA pada 1969.
"Tapi untuk mendapatkan keputusan geopolitik yang dibuat dengan tepat
waktu, dan tidak hanya penuh perdebatan hingga akhirnya terlambat untuk
bertindak, maka akan menjadi tantangan yang nyata."
Risiko benturan kosmik
Bumi mengelilingi matahari dengan risiko benturan kosmik, berbagi ruang dengan jutaan asteroid yang mengancam kita kapan saja.
Peristiwa
15 Februari menjadi peringatan yang gamblang bahwa bahaya ini selalu
ada. Pada hari itu, batu ruang angkasa berukuran 17 meter meledak tanpa
peringatan di atas kota Rusia, Chelyabinsk. Ledakan itu merusak ribuan
bangunan dan melukai 1.200 orang. Beberapa jam kemudian, asteroid DA14
berukuran 40 meter hanya berada 27.700 kilometer dari Bumi, lebih dekat
daripada cincin satelit geosinkron.
Meski para astronom telah
melihat 95 persen dari 980 asteroid berukuran paling kecil 1 km yang
dekat dengan Bumi, yang mungkin bisa mengakhiri kehidupan jika
menghantam di planet kita, batuan ruang angkasa yang lebih kecil masih
memiliki bahaya yang tetap tidak terdeteksi.
Para peneliti telah
menemukan bahwa kurang dari 30 persen dari benda angkasa yang dekat Bumi
berukuran 100 m, misalnya, bisa menghancurkan area seluas satu negara
jika benda itu menghantam planet kita. Dan mereka telah memetakan orbit
kurang dari 1 persen dari asteroid berukuran 39 meter yang diduga ada di
luar sana, yang bisa memusnahkan sebuah kota.
Dari
keseluruhannya, hanya 9.700 asteroid dekat Bumi yang telah
diidentifikasi sampai saat ini, dari jumlahnya yang mencapai jutaan. Hal
tersebut membuat banyak astronom dan politisi menyerukan agar ada lebih
banyak sumber daya yang dikerahkan untuk mendeteksi asteroid, sehingga
kita bisa mengetahui dengan lebih baik apa yang mengancam kita di masa
depan.
Bagaimana cara menangkis asteroid
Para peneliti merasa tahu caranya menangkis asteroid yang menuju ke Bumi, jika ada waktu yang cukup.
Strateginya
melibatkan pemasangan setidaknya dua misi ruang angkasa terkoordinasi,
kata Schweickart. Yang pertama akan mengempaskan sebuah penabrak kinetik
sehingga membuat asteroid hancur. Yang kedua adalah meluncurkan
"traktor gravitasi" yang terbang bersama batu ruang angkasa tersebut,
mendorongnya menjauh melalui tarikan gravitasi kecil tapi terus-menerus.
"Anda
selalu membutuhkan traktor gravitasi di sana untuk memastikan setiap
usaha pembelokan tidak membuat asteroid masuk ke ‘lubang’ gravitasi,
karena kalau begitu, asteroid itu bakal kembali lagi suatu saat nanti,"
kata Schweickart kepada SPACE.com.
Pendekatan ini dapat mencegah
lebih dari 98 persen kemungkinan tabrakan, menurut laporan tahun 2008
yang berjudul “Asteroid Threats: A Call for Global Response”. Laporan
itu disatukan oleh International Panel on Asteroid Threat Mitigation
dari Association of Space Explorers, yang diketuai Schweickart.
Sebuah
strategi yang berbeda, seperti ledakan nuklir, mungkin diperlukan untuk
asteroid yang berukuran lebih dari 400 m, atau yang datang begitu cepat
sehingga manusia tidak siap.
Hambatan politik
Pada
2005, NASA menghancurkan sebuah pesawat buatan ke Comet Tempel 1 untuk
menyelidiki komposisi bentuk fisiknya. Dan beberapa pesawat ruang
angkasa, seperti Dawn dari NASA dan Hayabusa dari Jepang, telah bertemu
dengan asteroid di ruang angkasa.
Namun tantangan utama misi
membelokkan asteroid terletak di sisi politis, bukan teknis, tutur
Scheweickart. Dan mungkin hambatan terbesarnya adalah cara yang
disepakati untuk membelokkan asteroid.
Setiap asteroid yang
datang orbitnya telah dipetakan akan mengancam bumi dengan “koridor
risiko” yang spesifik — garis situs potensi yang memanjang hingga 180
derajat di permukaan planet tapi hanya beberapa puluh kilometer
lebarnya.
Sebuah aksi defleksi tidak akan mampu membuat perubahan
besar untuk orbit asteroid yang berbahaya tersebut. Sebaliknya, itu
hanya bisa menyeret titik dampak diproyeksikan melebar ke kiri atau ke
kanan, dengan memperlambat jatuhnya atau mempercepat sedikit.
Tujuannya,
tentu saja, adalah memindahkan titik jatuh ke luar planet. Namun
menentukan bagaimana tepatnya untuk mencapai hal ini — untuk membelokkan
ke kiri atau kanan, untuk mendorong asteroid atau menariknya — akan
sulit, karena keputusan apa pun tentu akan menempatkan beberapa negara
pada risiko yang lebih besar daripada yang lain, kata Schweickart.
"Jika
Anda memulai sebuah defleksi dan tidak berjalan dengan benar, Anda
sekarang telah menggeser titik itu dalam satu koridor risiko," kata
Schweickart. "Dan sekarang orang berada dalam bahaya, meski mereka
tidak berada dalam keadaan bahaya sebelum Anda memulai operasi ini."
Dan hal itu hanya salah satu dari banyak isu geopolitik rumit dalam misi membelokkan asteroid.
"Siapa yang melakukannya? Siapa yang membiayainya? Siapa yang bertanggungjawab?" tutur Schweickart.
posted by HALIFATULLAH at 20.36
0 Comments:
Di Merkurius Pernah Ada Lautan Magma?.
PARA
ilmuwan mengungkapkan penemuan terbaru mereka, dengan menyatakan bahwa
ada lautan luas magma di planet Merkurius. Penemuan ini setelah
melakukan analisis data dari pesawat NASA yang mengorbit, MESSENGER
(MErcury Surface, Space ENvironment, GEochemistry, and Ranging).
Pesawat tersebut telah mengirimkan data-data yang awalnya sempat
membingungkan para ilmuwan. Karena dari gambar yang terlihat,
menunjukan adanya satuan kimia berbeda di antara bebatuan. Namun setelah
diteliti, perbedaan itu mungkin disebabkan ada bekas lautan luas magma
yang menciptakan lapisan kristal.
Diperkirakan oleh para ilmuwan dari tim MIT (Massachusetts
Institute of Technology), Merkurius telah memiliki lautan magma sejak
awal terbentuknya, sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu.
Untuk membuktikan temuan mereka, tim peneliti menggunakan data
komposisi untuk menciptakan dua jenis batuan di laboratorium.
Masing-masing batu dicoba dalam suhu tinggi dan tekanan untuk
mensimulasikan proses geologi yang beragam. Dari eksperimen mereka, para
ilmuwan akhirnya menemukan jawaban yang sama dengan fenomena gambar
yang mereka lihat dari Merkurius.
"Hal itu benar-benar menakjubkan di Merkurius," kata Timothy
Grove, seorang profesor geologi di MIT, dilansir dari laman maildaily.
"Kerak itu mungkin berusia lebih dari 4 miliar tahun, jadi lautan magma
ini adalah fitur yang sangat kuno," tambahnya.
Tim menemukan unsur kimia yang terdapat di permukaan merkurius,
terdiri dari unsur-unsur seperti magnesium oksida, silikon dioksida dan
oksida aluminium. Grove memperkirakan bahwa lautan magma kemungkinan ada
sejak awal keberadaan Merkurius, yang kemudian mulai mengeras hingga
terbentuknya planet.
"Meskipun data ini sendiri sangat berharga, studi eksperimental
pada komposisi tersebut memungkinkan para ilmuwan untuk mencapai tingkat
berikutnya dalam penafsiran evolusi planet," katanya.(afz/jpnn)
Label: alam sekitar
posted by HALIFATULLAH at 04.13
0 Comments:
Astronom Jepang Temukan Dua Planet Raksasa
TOKYO
- Astronom Norio Narita Nasional Astronomical Observatory Jepang (NAOJ)
menemukan dua planet raksasa dan satu bintang pada sistem planet
HAT-P-7.
Dalam laman redorbit (25/1) menyebutkan, para astronom
menggunakan teleskop Subaru untuk menemukan bukti pertama tentang orbit
planet ekstrasurya yang dideteksi pada 2008. Mereka mencoba menjelaskan
obyek TOPI-P-7b, yang terletak sekitar 1.040 tahun cahaya dari bumi di
rasi Cygnus.
Mereka kemudian mengambil pencitraan dengan sistem instrumen
kontras tinggi teleskop Subaru optik adaptif generasi terbaru (HiCIAO)
untuk mengungkap gambaran yang lebih lengkap obyek tersebut.
Dari pengukuran gerak obyek selama tiga tahun hingga 2012,
mereka mengkonfirmasi bahwa salah satu dari dua kandidat obyek tersebut
merupakan bintang pendamping TOPI-P-7, dikenal sebagai HAT-P-7B.
Di sisi lain konfirmasi adanya planet raksasa lainnya yang turut
mengorbit bintang, HAT-P-7 c yang merupakan planet luar atau retrograde
HAT-P-7b. Hal ini menawarkan wawasan baru bagaimana pembentukan
planet-planet tersebut.
Tim berhasil mengkonfirmasi kecepatan radial jangka panjang
sistem tersebut yang menunjukkan keberadaan planet raksasa lain, HAT-P-7
c, mengorbit antara orbit HAT-P-7b dan TOPI-P-7B.
Mereka percaya bahwa keberadaan bintang dan planet luar baru
mungkin memainkan peran penting dalam membentuk dan memelihara orbit
retrograde terdalam Planet melalui mekanisme Kozai.
Ketika orbit planet itu cenderung cukup, HAT-P-7c mengubah orbit
inner planet melalui mekanisme Kozai, sehingga menjadi mundur. Evolusi
orbit planet ini adalah salah satu skenario yang bisa menjelaskan
asal-usul planet retrograde/miring/eksentrik. (esy/jpnn)
posted by HALIFATULLAH at 04.11
0 Comments:
Sistem Pencitraan Baru Bisa Lacak Planet Terjauh
Sistem Pencitraan Baru Bisa Lacak Planet Terjauh
CALIFORNIA
- Menggunakan sistem pencitraan baru berbasis teleskop, astronom kini
dapat melihat planet terjauh yang mengorbit pada bintangnya. Planet
terjauh ini disebut juga exoplanets, yang dapat ditemukan dengan mudah
dengan detail gambar tingkat tinggi.
Dilansir Redorbit, Kamis
(14/3/2013), ilmuwan mengumpulkan informasi dari planet terjauh melalui
radiasi cahaya memancar, yang disebut sebagai spektrum. Sebelum
teknologi pencitraan terbaru ini, astronom hanya mampu menganalisis
planet ini ketika transit atau melewati bagian depan bintang yang
diorbitnya.
Sistem pencitraan baru ini dinamakan Project 1640,
memungkinkan para astronom untuk mengukur spektrum langsung dari planet
yang tidak melalui proses transit. Penelitian ini dilaporkan dalam
Astrophysical Journal.
"Kami saat ini secara teknis mampu
mendapatkan spektrum planet raksasa dalam sistem planet," ungkap
profesor astronomi di California Institute of Technology (Caltech),
Lynne Hillenbrand.
Lebih lanjuta Hillenbrand mengatakan, sistem
pencitraan terbaru ini bisa mempermudah peneliti untuk melakukan studi
planet yang telah dilakukan sebelumnya.
Perangkat sistem
pencitraan canggih ini terletak di Palomar Observatory, Caltech. Sistem
akan bekerja dengan cara menghalangi cahaya yang dihasilkan oleh bintang
terjauh serta mengukur tingkat cahaya planet tersebut.
"Ini
seperti mengambil satu gambar Empire State Building dari pesawat yang
mengungkap ketinggian bangunan," jelas Ben R. Oppenheimer, astronom dari
American Museum of Natural History. Tidak hanya ketinggian bangunan,
menurutnya, sistem pencitraan tersebut juga bisa menangkap detail
jalan-jalan kecil yang ada di samping bangunan tersebut.
Label: alam sekitar
posted by HALIFATULLAH at 04.07
0 Comments:
Planet Alien Raksasa Ungkap Asal Muasal Tata Surya
Ilmuwan percaya bahwa planet asing ini bisa mengungkap asal-usul munculnya sistem tata surya.
CALIFORNIA
- Ilmuwan telah menemukan planet alien raksasa dengan atmosfernya yang
berkilau. Ilmuwan percaya bahwa planet asing ini bisa mengungkap
asal-usul munculnya sistem tata surya.
Dilansir Discovery, Jumat
(15/3/2013), penemuan exoplanets ini terungkap dari detail planet alien
di sekitar bintang HR 8799. Bintang terjauh ini berada di jarak 130
tahun cahaya dari Bumi.
Sistem HR 8799 merupakan rumah bagi empat
planet raksasa yang mengorbit bintang dengan usia yang relatif muda.
Bintang tersebut berusia sekira 30 juta tahun, di mana setiap planetnya
berukuran lebih besar daripada planet yang ditemukan di sistem tata
surya.
Planet yang mengorbit HR 8799 memiliki berat antara lima
sampai 10 kali lipat massa Jupiter. Planet alien ini tetap berkilau
dengan panas yang dihasilkan dari formasinya.
"Ini merupakan
sistem satu-satunya, di mana beberapa planet bisa terlihat," ungkap
astronom Bruce Macintosh di Lawrence Livermore National Laboratory di
California. Menurutnya, sistem planet ini menyerupai sistem tata surya
dalam skala tertentu.
Untuk mengungkap misteri sistem planet ini,
ilmuwan menganalisis cahaya dari HR 8799c menggunakan pencitraan
resolusi tinggi spektograf yang disebut OSIRIS. Observasi ini dilakukan
di Hawaii.
Ilmuwan menemukan bahwa molekul di atmoser menyerap
cahaya dan menghasilkan pola yang dikenal sebagai spektrum. Spektrum
tersebut bisa memberi petunjuk penting bagi ilmuwan.
( Sorry belum di edit
Label: alam sekitar
posted by HALIFATULLAH at 04.03
0 Comments:
Posting Komentar