KENALILAH MASA DEPAN DUNIA KITA, SUPAYA TIDAK TERSESAT KE NERAKA ABADI TURUN-TEMURUN
ARMAGEDDON
TEMPAT
TURUNNYA ATAU WAFATNYA NABI ISA ATAU MUSNAHNYA ORANG TERAKHIR YANG PUNYA IMAN DI
BANTAI IBLIS DAN TENTARANYA, ATAU AWAL PERANG DUNIA KE 3 ATAU PERANG TERAKHIR
ATAU PERUNDINGAN DAMAI ABADI?.
TAPI .. APAPUN ITU, USAHAKAN
KETAHUI DAN INGAT JUGA PERCAYA KEPADA PENDAPAT YANG MENYATAKAN BAHWA:
"NABI ADAM ATAU NABI YUSUF ATAU NABI ISA
ATAU NABI MUHAMMAD BUKAN NABI TERAKHIR, BUKAN NABI AKHIR ZAMAN,
BUKAN HALIFATULLAH ( YAITU BUKAN MESIAS ATAU BUKAN MESSIAH ATAU BUKAN HALIFAH YANG DI
JANJIKAN OLEH ALLAH DALAM KITAB TAURAT, ZABUR, INJIL DAN AL-QUR'AN ), ITU BENAR DAN TIDAK KAFIR, JUGA TIDAK BERTENTANGAN
DENGAN ISI SUHUF NABI IBROHIM, SUHUF NABI MUSA, KITAB SUCI TAURAT, ZABUR, INJIL DAN
ALQUR'AN" PENJELASANNYA LIHAT DI:
http://nabisamsudin.blogspot.com
KETAHUI, PERCAYA DAN INGAT JUGA BAHWA:
PERBUATAN KAFIR YANG BERBAHAYA SELAIN
SYIRIK, ADALAH KAFIR YANG BISA MEMBUAT PELAKU DAN PENYURUHNYA TERKUCIL
DAN KALAH PERANG KARENA AKAN DI AZAB OLEH TUHAN SEPERTI MUSUH NABI LUTH
DI MASA LALU, YAITU KAFIR PELECEHAN SEX YANG AKIBAT BERCUMBU ATAU
BERSETUBUH ATAU MENIKAH YANG MENENTANG AYAT AL-QUR'AN DAN SUHUF MESIAS
NABI SAMSUDIN, MAKA BERANILAH PINTAR, IMAN DAN MENOLAK PELECEHAN SEX DAN
KAFIR LAINNYA WALAUPUN DI MASA LALU PERNAH KAMU KERJAKAN, SADARLAH DAN
INSYAFLAH.
Kamis, 21 Maret 2013
Membelokkan Asteroid Bisa Menjadi Mimpi Buruk Geopolitik
Sebuah asteroid akan menjadi masalah global yang menuntut respons kompleks dan terkoordinasi, kata para ahli. Semua negara tidak hanya perlu mengesampingkan perbedaan-perbedaan mereka, tetapi juga menempatkan warga dalam kondisi berisiko demi kebaikan planet ini.
"Ada banyak pertanyaan geopolitik yang benar-benar sangat sulit," kata Rusty Schweickart, pendiri dan ketua B612 Foundation, sebuah organisasi nirlaba yang didedikasikan untuk membantu melindungi Bumi dari serangan asteroid.
"Kita akan segera menemukan teknologinya," tambah Schweickart, pilot pesawat modul dari misi Apollo 9 NASA pada 1969. "Tapi untuk mendapatkan keputusan geopolitik yang dibuat dengan tepat waktu, dan tidak hanya penuh perdebatan hingga akhirnya terlambat untuk bertindak, maka akan menjadi tantangan yang nyata."
Risiko benturan kosmik
Bumi mengelilingi matahari dengan risiko benturan kosmik, berbagi ruang dengan jutaan asteroid yang mengancam kita kapan saja.
Peristiwa 15 Februari menjadi peringatan yang gamblang bahwa bahaya ini selalu ada. Pada hari itu, batu ruang angkasa berukuran 17 meter meledak tanpa peringatan di atas kota Rusia, Chelyabinsk. Ledakan itu merusak ribuan bangunan dan melukai 1.200 orang. Beberapa jam kemudian, asteroid DA14 berukuran 40 meter hanya berada 27.700 kilometer dari Bumi, lebih dekat daripada cincin satelit geosinkron.
Meski para astronom telah melihat 95 persen dari 980 asteroid berukuran paling kecil 1 km yang dekat dengan Bumi, yang mungkin bisa mengakhiri kehidupan jika menghantam di planet kita, batuan ruang angkasa yang lebih kecil masih memiliki bahaya yang tetap tidak terdeteksi.
Para peneliti telah menemukan bahwa kurang dari 30 persen dari benda angkasa yang dekat Bumi berukuran 100 m, misalnya, bisa menghancurkan area seluas satu negara jika benda itu menghantam planet kita. Dan mereka telah memetakan orbit kurang dari 1 persen dari asteroid berukuran 39 meter yang diduga ada di luar sana, yang bisa memusnahkan sebuah kota.
Dari keseluruhannya, hanya 9.700 asteroid dekat Bumi yang telah diidentifikasi sampai saat ini, dari jumlahnya yang mencapai jutaan. Hal tersebut membuat banyak astronom dan politisi menyerukan agar ada lebih banyak sumber daya yang dikerahkan untuk mendeteksi asteroid, sehingga kita bisa mengetahui dengan lebih baik apa yang mengancam kita di masa depan.
Bagaimana cara menangkis asteroid
Para peneliti merasa tahu caranya menangkis asteroid yang menuju ke Bumi, jika ada waktu yang cukup.
Strateginya melibatkan pemasangan setidaknya dua misi ruang angkasa terkoordinasi, kata Schweickart. Yang pertama akan mengempaskan sebuah penabrak kinetik sehingga membuat asteroid hancur. Yang kedua adalah meluncurkan "traktor gravitasi" yang terbang bersama batu ruang angkasa tersebut, mendorongnya menjauh melalui tarikan gravitasi kecil tapi terus-menerus.
"Anda selalu membutuhkan traktor gravitasi di sana untuk memastikan setiap usaha pembelokan tidak membuat asteroid masuk ke ‘lubang’ gravitasi, karena kalau begitu, asteroid itu bakal kembali lagi suatu saat nanti," kata Schweickart kepada SPACE.com.
Pendekatan ini dapat mencegah lebih dari 98 persen kemungkinan tabrakan, menurut laporan tahun 2008 yang berjudul “Asteroid Threats: A Call for Global Response”. Laporan itu disatukan oleh International Panel on Asteroid Threat Mitigation dari Association of Space Explorers, yang diketuai Schweickart.
Sebuah strategi yang berbeda, seperti ledakan nuklir, mungkin diperlukan untuk asteroid yang berukuran lebih dari 400 m, atau yang datang begitu cepat sehingga manusia tidak siap.
Hambatan politik
Pada 2005, NASA menghancurkan sebuah pesawat buatan ke Comet Tempel 1 untuk menyelidiki komposisi bentuk fisiknya. Dan beberapa pesawat ruang angkasa, seperti Dawn dari NASA dan Hayabusa dari Jepang, telah bertemu dengan asteroid di ruang angkasa.
Namun tantangan utama misi membelokkan asteroid terletak di sisi politis, bukan teknis, tutur Scheweickart. Dan mungkin hambatan terbesarnya adalah cara yang disepakati untuk membelokkan asteroid.
Setiap asteroid yang datang orbitnya telah dipetakan akan mengancam bumi dengan “koridor risiko” yang spesifik — garis situs potensi yang memanjang hingga 180 derajat di permukaan planet tapi hanya beberapa puluh kilometer lebarnya.
Sebuah aksi defleksi tidak akan mampu membuat perubahan besar untuk orbit asteroid yang berbahaya tersebut. Sebaliknya, itu hanya bisa menyeret titik dampak diproyeksikan melebar ke kiri atau ke kanan, dengan memperlambat jatuhnya atau mempercepat sedikit.
Tujuannya, tentu saja, adalah memindahkan titik jatuh ke luar planet. Namun menentukan bagaimana tepatnya untuk mencapai hal ini — untuk membelokkan ke kiri atau kanan, untuk mendorong asteroid atau menariknya — akan sulit, karena keputusan apa pun tentu akan menempatkan beberapa negara pada risiko yang lebih besar daripada yang lain, kata Schweickart.
"Jika Anda memulai sebuah defleksi dan tidak berjalan dengan benar, Anda sekarang telah menggeser titik itu dalam satu koridor risiko," kata Schweickart. "Dan sekarang orang berada dalam bahaya, meski mereka tidak berada dalam keadaan bahaya sebelum Anda memulai operasi ini."
Dan hal itu hanya salah satu dari banyak isu geopolitik rumit dalam misi membelokkan asteroid.
"Siapa yang melakukannya? Siapa yang membiayainya? Siapa yang bertanggungjawab?" tutur Schweickart.
posted by HALIFATULLAH at 20.36
Posting Komentar